News Update :
Home » » KEKUATAN DAKWAH BIL QALAM

KEKUATAN DAKWAH BIL QALAM

Penulis : Unknown on Kamis, 07 Februari 2013 | 12.50


Wahyu yang pertama yang diturunkan Allah kepada Muhammad SAW ialah Al-Alaq 1-5: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Yang dimaksudnya dengan perantara kalam ialah Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan, menyeruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. (Qs Ali-Imron : 104). Firman Allah SWT dalam surah Ali Imron ayat 104 ialah perintah Allah SWT untuk kita berdakwah, mengajak umat kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Dalam berdakwah ada dua metode yang digunakan atau sering digunakan yaitu dakwah bil lisan (dengan lisan) dan berdakwah bil qalam. Berdakwah dengan lisan seperti berceramah, pengajian (halaqah), majelis ta’lim (ilmu),dll. Dan berdakwah dengan qalam (tulisan) seperti menulis buku,surat kabar, majalah, buletin, brosur dan juga bisa melalui dunia maya ( media elektorik) seperti internet (web,blog,dll), email dan lainnya.

Johanes Pederson dalam bukunya The Arabic Book (1984) mengemukakan bahwa buku di dunia arab berakar dari islam. Kenyataan ini, tambahnya, memberikan ciri khas yang dibawa islam. Bahkan dengan sangat jujur orentalis ini menyatakan, “jarang ada kebudayaan lain dimana dunia tulis menulis memainkan peranan yang begitu penting seperti peradaban islam”. Ketekunan para ilmuwan Muslim masa lalu dalam tulis menulis menyebabkan agama islam tersebar tidak saja di Jazirah Arab, tetapi telah mencapai dataran dunia lainnya. Banyak buku-buku karangan ilmuwan muslim yang menjadi rujukan (text book) standar dalam perkuliahan di universitas-universitas besar di dunia. Seperti karangan ibnu sina, ibnu rusyd, ibnu khaldun, Al- kindi,dll. Mereka adalah cendikiawan muslim yang berhasil menemukan penemuan-penemuan yang paling berlian dan berkontribusi besar terhadap kemajuan dunia saat ini.

Tradisi tulis menulis sebenarnya adalah tradisi qur’ani (islam) . Setiap kali rasulullah saw menerima wahyu dari Allah beliau memerintahkan kepada para sahabatnya yang mampu membaca dan menulis untuk menuliskan wahyu. Menulis juga merupakan kebiasaan para ulama dan cendikiawan muslim. Ali bin Abi Thalib ra. Pernah berkata: “ ikatlah ilmu dengan menulisnya”. Perkataan Ali ini menunjukan bahwa pentingnya menuangkan ilmu dalam bentuk tulisan seperti buku dan lainnya. Kita bisa merasakan manisnya iman dan islam itu, karena Al-qur’an dan hadits telah direkam dalam tulisan (buku), bisa kita bayangkan jika al-qur’an dan hadits itu tidak direkam dalam tulisan, tentulah kita akan mengalami kesulitan dalam memahami agama rahmatan lil’alamin ini (dinul islam).

Ilmu yang hanya disimpan dalam memori otak, tanpa menulisnya, akan berakhir setelah kematian sang pemilik ilmu itu. Tapi jika ilmu itu diikat dengan menulisnya kedalam bentuk karya tulis (buku), meskipun pemilik ilmu itu sudah tiada, ilmu itu akan tetap bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi pemiliknya. Ketika seminar “Bedah Cinta, Dakwah dan Ukhuwah” bersama Salim A.Fillah yang diselengarakan Oleh BKM KAMMDA Bengkulu dan Kohati HMI bengkulu, ada seorang penanya yang menanyakan apa motivasi anda menjadi penulis?. Salim menjawab: “ jika gajah meninggal ia meninggalkan gadingnya dan jika manusia meninggal ia meninggalkan amal jariyahnya”. Ringakasnya salim mengatakan jika ia meninggal ia ingin ada sesuatu yang menjadi amal jariyahnya yang akan terus mengalir meskipun ia telah tiada yaitu tulisannya. Karena tulisan yang baik dan berkualitas akan selalu menjadi bahan bacaan yang tidak akan terhalangi/terbatasi oleh sekat waktu dan tempat.

Menjadi seorang penulis yang menghasilkan tulisan berkualitas dan disertai nilai-nilai Dakwah didalamnya tentulah tidak mudah. Sangat diperlukan sebuah wadah atau tempat di mana kita bisa menggali, mengembangkan dan melatih diri untuk menjadi seorang penulis. Forum Lingkar Pena (FLP) wilayah Bengkulu sekiranya adalah sebuah wadah sangat tetap sekali untuk kita mengembangkan potensi diri untuk menjadi seorang penulis, dengan latar belakang “berdakwah dengan menulis”.

” Tak ada resep yang lebih baik menjadi penulis, kecuali dengan menulis sekarang juga. Penulis yang berbakat gagal menemukan banyak alasan untuk tidak memulai tulisannya. Sementara orang-orang yang berbakat sukses, selalu menemukan energi setiap kali gagal. Seringkali yang membuat pena terhenti menuangkan kata adalah keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak disanjung orang. Sementara yang memecah kebuntuan adalah sikap apa adanya dalam menuturkan kebenaran.” (www.mta-online.com)
Share this article :

Posting Komentar

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. PENA ILAHI . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger